Oknum Supervisor Bagian Kulit Dianggap Sudah Keterlaluan
Wajah murung menghinggapi koass-koass bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin siang itu. Mereka tercatat sebagai koass minggu kedua di bagian ini. Seperti biasanya, aktivitas koass minggu kedua sebagian besar terpusat di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar (RSLB). Untuk bisa memulai kegiatan pendidikan klinik, setiap koass diwajibkan untuk "melapor" kepada Supervisor pengajar di RSLB tersebut. Sebutlah inisial dr.RB.
Siang itu, dr. RB meminta koass-koass Kulkel untuk segera melaporkan keberadaan mereka di "rumah"nya. Sebagaimana yang telah banyak diceritakan sebelumnya, perilaku dr. RB ini dalam menerima kehadiran koass2 Kulkel bisa dibilang kelewatan karena terkadang dr. RB menghardik dan mencaci maki koass2 kulkel secara tidak manusiawi dengan tanpa alasan yang jelas. Termasuk mempertanyakan hal-hal di luar relevansinya dengan pendidikan klinik. Banyak pengakuan yang diungkapkan mereka yang telah "lolos" dari "neraka" pendidikan klinik ini.
"Dr. RB memang kadang keterlaluan memperlakukan koass, bahkan beberapa di antara kami merasa telah diinjak-injak harga dirinya", ungkap salah seorang koass senior tingkat enam suatu ketika.
SElain mencaci maki, perilaku dr. RB juga dianggap telah melecehkan etnis-etnis tertentu dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak sewajarnya diucapkan oleh sorang dokter dan pendidik.
"Ini RS Pendidikan. Kami para koass datang ke sini untuk belajar, bukan untuk dicaci maki tanpa alasan yang jelas", gugat seorang koass kulkel yang ditemui ISKEDI di RSLB.
Menyikapi ini, Ikatan Sarjana Kedokteran Indonesia (ISKEDI) Makassar bermaksud melakukan klarifikasi bahkan hingga penuntutan ke pihak Fakultas Kedokteran.
"INi sudah harus dihentikan sebelum menjadi smacam budaya baru di dunia kedokteran kita", tegas seorang presidium ISKEDI di kantornya, kemarin.
Nah, bagaiman reaksi Fakultas Kedokteran untuk permasalahan ini? Kita nantikan !
Siang itu, dr. RB meminta koass-koass Kulkel untuk segera melaporkan keberadaan mereka di "rumah"nya. Sebagaimana yang telah banyak diceritakan sebelumnya, perilaku dr. RB ini dalam menerima kehadiran koass2 Kulkel bisa dibilang kelewatan karena terkadang dr. RB menghardik dan mencaci maki koass2 kulkel secara tidak manusiawi dengan tanpa alasan yang jelas. Termasuk mempertanyakan hal-hal di luar relevansinya dengan pendidikan klinik. Banyak pengakuan yang diungkapkan mereka yang telah "lolos" dari "neraka" pendidikan klinik ini.
"Dr. RB memang kadang keterlaluan memperlakukan koass, bahkan beberapa di antara kami merasa telah diinjak-injak harga dirinya", ungkap salah seorang koass senior tingkat enam suatu ketika.
SElain mencaci maki, perilaku dr. RB juga dianggap telah melecehkan etnis-etnis tertentu dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak sewajarnya diucapkan oleh sorang dokter dan pendidik.
"Ini RS Pendidikan. Kami para koass datang ke sini untuk belajar, bukan untuk dicaci maki tanpa alasan yang jelas", gugat seorang koass kulkel yang ditemui ISKEDI di RSLB.
Menyikapi ini, Ikatan Sarjana Kedokteran Indonesia (ISKEDI) Makassar bermaksud melakukan klarifikasi bahkan hingga penuntutan ke pihak Fakultas Kedokteran.
"INi sudah harus dihentikan sebelum menjadi smacam budaya baru di dunia kedokteran kita", tegas seorang presidium ISKEDI di kantornya, kemarin.
Nah, bagaiman reaksi Fakultas Kedokteran untuk permasalahan ini? Kita nantikan !
0 Comments:
Post a Comment
<< Halaman Depan
Baca Juga Informasi ini :